Fisikawan Amerika kelahiran Jerman, Albert
Einstein (1879-1955) telah merubah dunia fisika.
Ia menjadi amat terkenal
karena teori relativitas-nya.
Dalam sejarah ilmu pasti alam, hanya sedikit orang saja—diantaranya adalah
Nicolaus Copernicus dan Isaac Newton—yang layak mendapat tempat terhormat
seperti Albert Einstein, karena pemikirannya yang revolusioner. Pemahamannya
dalam bidang fisika telah membuka mata para fisikawan dan filsuf dalam memahami
alam semesta. Dalam melihat hasil penemuan fisikawan lain, kita biasanya akan
menghitung berapa banyak yang telah mereka temukan, tapi dalam melihat hasil
penemuan Einstein, kita jelas sekali melihat, bahwa ia telah merubah dunia
fisika.
Einstein lahir pada 14 Maret 1879, di kota Ulm, tapi ia dibesarkan dan
memperoleh pendidikan dasarnya di Munich. Semasa kecil ia tak terlalu nampak
cerdas, bahkan, ia tak bisa bicara lancar sampai usia 9 tahun. Ia menemukan
kesenangan dan betah menatap dan merenungi cara bekerjanya alam, sudah sejak
usia 5 tahun-an ia amat terkesan oleh kekuatan ajaib yang tak terlihat, yang
mampu mengarahkan jarum kompas. Tujuh tahun kemudian ia dibuat terkesan oleh
keajaiban lainnya: ia begitu takjub ketika ia berhasil menemukan penyelesaian
soal geometri Euclidean, dengan pembuktian yang begitu gamblang dan terang.
Dalam usia 16 Einstein telah menguasai matematika kalkulus diferensial dan
integral.
Di waktu kecilnya Albert Einstein nampak terbelakang karena
kemampuan bicaranya amat terlambat. Wataknya pendiam dan suka bermain seorang
diri. Bulan November 1981 lahir adik perempuannya yang diberi nama Maja. Sampai
usia tujuh tahun Albert Einstein suka marah dan melempar barang, termasuk
kepada adiknya.
Masa Pendidikan di Zurich
Einstein dikeluarkan dari sekolahnya pada usia 16. Tanpa
toleransi, gurunya mengeluarkan Einstein dari sekolah akibat sifat
memberontaknya dikhawatirkan mempengaruhi teman-teman sekelas –padahal ia
tengah merencanakan agar kesempatan masuk Universitas berjalan mulus. Einstein
mencoba mendaftarkan diri ke Federal Institute of Technology (FIT) di Zurich,
Switzerland, tapi pengetahuan non-eksaktanya tak sepadan sebagaimana nilai
matematiknya dan ia gagal dalam ujian masuk Universitas. Atas nasihat rektor,
ia disarankan agar lebih dulu menyelesaikan diploma di Cantonal School di
Aarau, dan pada tahun 1896 ia otomatis diterima masuk FIT. Ketika itulah ia
menyadari bahwa prioritas dan keinginan terbesarnya adalah mendalami fisika
–ketimbang matematik—baik secara teoritis maupun eksperimen.
Einstein menyelesaikan ujian diploma-nya di FIT pada tahun 1900, namun karena
ia tak memperoleh satu kredit dari salah seorang professor-nya membuatnya tak
memperoleh kesempatan menjadi asisten dosen di situ. Pada tahun 1902 ia
mendapat tawaran kerja sebagai ahli teknik di kantor paten di Bern,
Switzerland. Enam bulan kemudian ia mengawini Mileva Maric, mantan teman
sekelas di Zurich. Mereka memperoleh dua anak. Ia juga menyelesaikan gelar
doktornya di Bern pada usia 26 tahun, serta menulis makalah pertamanya yang
revolusioner itu.
Karir Akademis
Makalah inilah yang membuat Einstein terkenal,
berbagai Universitas segera berebut mengajaknya bergabung. Tahun 1909, setelah
menjadi pengajar di University of Bern, Einstein juga diundang menjadi profesor
tamu bagi University of Zurich. Dua tahun kemudian ia ditunjuk menjadi
professor penuh di German University di Prague. Satu setengah tahun kemudian
Einstein menjadi professor penuh di Federal Institute of Technology. Akhirnya,
pada tahun 1913 ilmuwan termahsyur Max Planc dan Walter Nernst mengunjungi
Zurich untuk membujuk Einstein menerima tawaran sebagai professor riset di
University of Berlin dengan bayaran tinggi, sekaligus keanggotaan penuh pada
Prussian Academy of Science. Ia menerima tawaran mereka tahun 1914, sambil
nyeletuk: ”Orang-orang Jerman ini berjudi seolah aku seekor ayam petelur emas
saja. Padahal aku sendiri pun tak tahu apakah akan bisa bertelur lagi.” Ketika
ia berangkat ke Berlin, istrinya tak mau ikut dan tetap tinggal di Zurich
beserta kedua anaknya; akhirnya mereka bercerai lalu Einstein menikahi
sepupunya Elsa tahun 1917.
Tahun 1920 Einstein ditunjuk sebagai Guru Besar Tamu seumur hidup di University
of Leiden. Selama tahun 1921-1922 Einstein bersama Chaim Weizmann, kandidat
presiden Negara Israel, berkeliling dunia secara ekstensif mempromosikan
pembentukan Zionisme. Di Jerman Einstein mulai dikecam. Philipp Lenard dan
Johannes Stark, kedunya adalah pemenang Nobel Prize bidang fisika, mulai
menyebut teori relativitas Einstein sebagai “Fisika Yahudi”. Pengecaman ini
semakin meningkat sehingga Einstein mengundurkan diri dari keanggotaan Prussian
Academy of Science tahun 1933. (Ia juga, ternyata, dicopot dari Bavarian
Academy of Science).
Kerja dan Gelar Doktor
Pada saat kelulusannya Einstein tidak dapat menemukan pekerjaan mengajar,
keterburuannya sebagai orang muda yang mudah membuat marah professornya. Ayah
seorang teman kelas menolongnya mendapatkan pekerjaan sebagai asisten teknik
pemeriksa di Kantor Paten Swiss dalah tahun 1902. Di sana, Einstein menilai
aplikasi paten penemu untuk alatyang memerlukan pengatahuan fisika. Dia juga
belajar menyadari pentingnya aplikasi dibanding dengan penjelasan yang buruk,
dan belajar dari direktur bagaimana "menjelaskan dirinya secara
benar". Dia kadang-kadang membetulkan desain mereka dan juga mengevaluasi
kepraktisan hasil kerja mereka. Einstein menikahi Mileva pada 6 Januari 1903.
Pernikahan Einstein dengan Mileva, seorang matematikawan, adalah pendamping
pribadidan kepandaian; Pada 14 Mei 1904, anak pertama dari pasangan ini, Hans
Albert Einstein, lahir. Pada 1904, posisi Einstein di Kantor Paten Swiss
menjadi tetap. Dia mendapatkan gelar doktor setelah menyerahkan thesis "Eine
neue Bestimmung der Moleküldimensionen" ("On a new determination of
molecular dimensions") dalam tahun 1905 dari Universitas Zürich.
Di tahun yang sama dia menulis empat artikel yang memberikan dasar fisika
modern, tanpa banyak sastra sains yang dapat ia tunjuk atau banyak kolega dalam
sains yang dapat ia diskusikan tentang teorinya. Banyak fisikawan setuju bahwa
ketiga thesis itu (tentang gerak Brownian), efek fotoelektrik,dan relativitas
spesial) pantas mendapat Penghargaan Nobel. Tetapi hanya thesis tentang efek
fotoelektrik yang mendapatkan penghargaan tersebut. Ini adalah sebuah ironi,
bukan hanya karena Einstein lebih tahu banyak tentang relativitas, tetapijuga
karena efek fotoelektrik adalah sebuah fenomena kuantum, dan Einstein menjadi
terbebas dari jalan dalam teori kuantum. Yang membuat thesisnya luar biasa
adalah, dalam setiap kasus, Einstein dengan yakin mengambil ide dari teori
fisika ke konsekuensi logisdan berhasil menjelaskan hasil eksperimen yang
membingungkan para ilmuwan selama beberapa dekade. Dia menyerahkan
thesis-thesisnya ke "Annalen der Physik". Mereka biasanya ditujukan
kepada "Annus Mirabilis Papers" (dari Latin: Tahun luar biasa).
Persatuan Fisika Murnidan Aplikasi (IUPAP) merencanakan untuk merayakan 100
tahun publikasi pekerjaan Einstein di tahun 1905 sebagai Tahun Fisika 2005.
Tentang otak Albert Einstein
7 jam setelah mati otak Einstein dicuri orang.
”Si pencuri”, yang juga seorang ilmuwan, menyimpan otak tersebut dalam botol
yang diisi jus apel selama lebih dari 20 tahun.
Tetapi dia tidak berhasil menemukan jawaban
mengapa Einstein begitu genius. Setelah 55 tahun sejak kematian Albert Einstein
itu banyak ilmuwan mencoba mencari tahu apa yang membuat ilmuwan eksentrik itu
sangat cerdas. Tapi dari banyak ilmuwan ini hanya patologis Thomas Harvey yang
berusaha keras mengungkap kecerdasan ilmuwan yang terkenal dengan teori
relativitasnya itu. Bahkan, Harvey rela kehilangan pekerjaan, termasuk
reputasinya, hanya untuk membuka rahasia kegeniusan Einstein. Harvey tidak
pernah menemukan jawaban.
Hanya melalui urutan peristiwa yang dianggap
tidak mungkin upaya pencarian Harvey membantu mengubah pemahaman kita tentang
bagaimana otak bekerja. Harvey adalah salah seorang patologis asal Missouri
yang melakukan autopsi pada jenazah Einstein yang wafat di Rumah Sakit
Princeton, New Jersey, Amerika Serikat (AS), 18 April 1955, dalam usia 76
tahun. Ketika kabar meninggal Einstein menyebar, kota yang tadinya tenang
sontak hiruk-pikuk.
Sejumlah tokoh ilmuwan, wartawan, dan orang
biasa ramai mengunjungi rumah sakit. Mereka hanya ingin dekat dengan ”orang
besar” untuk terakhir kalinya. Begitulah kisah yang diutarakan Michael
Paterniti, penulis yang banyak melakukan penelitian tentang peristiwa kematian
”si genius” yang punya masalah bicara sampai berusia 3 tahun itu. Einstein
terus memiliki masalah berbicara saat di sekolah dasar, dan masih tidak
sepenuhnya fasih dalam berbahasa hingga usia 9 tahun.
Dalam tulisannya Paterniti menyebutkan bahwa
kematian Einstein adalah kisah aneh yang melibatkan seorang genius, otaknya
dicuri seorang ilmuwan nakal dengan ide gilanya. Walau belakangan disebutkan
bahwa ide itu tidak begitu gila. ”Rasanya seperti kematian nabi dan peristiwa
ini sedikit gila,” kata Paterniti.
Harvey yang melakukan autopsi pada Einstein
memindahkan otak manusia genius itu untuk dia periksa. Lalu ide gila Harvey
muncul.
Setelah proses autopsi, kata Paterniti, dia
tidak mengembalikan otak tersebut ke dalam tengkorak Einstein. Malah Harvey
menyimpannya di dalam botol formaldehida (semacam botol untuk mengawetkan organ
tubuh). Setelah itu Harvey dalam keadaan agak ragu pergi membawa botol
tersebut. Otak dari tokoh fisika terbesar Abad 20 ini diambil 7 jam setelah
kematiannya.
Einstein akhirnya dikremasi. Pengambilan dan
pengawetan otak tersebut menjadi perdebatan. Sebab, pengambilannya disebut
sebut tanpa izin dari keluarga Einstein.Tapi Harvey mengatakan bahwa anak
Einstein yang bernama Hans Albert Einstein telah memberinya izin mengambil otak
ayahnya. Sisanya keluarga Einstein menyangkal hal itu. Dalam biografi yang
ditulis Ronald Clark (1971), Einstein mengatakan sangat setuju jika otaknya
dipakai sebagai objek riset. Bahkan, Einstein meminta agar badannya dikremasi.
Namun apa yang ditulis Clark mendapat tentangan
dari keluarga Einstein. Pengambilan otak tersebut belum mendapat izin dari
pihak keluarga. Izin dari Hans baru diberikan setelah pengambilan dilakukan.
Ini pun disetujui jika otak tersebut hanya dipakai untuk kegiatan riset yang
hasilnya dipublikasikan dalam jurnal ilmiah berkualitas tinggi. Otak Einstein
baru ditemukan kembali pada 1978. Otak tersebut disimpan Harvey dalam botol
batu yang diisi cairan jus apel (cider) selama 23 tahun.
Harvey tidak sedikit pun berniat menjualnya.
Karena itu dia menyimpannya dalam botol batu. Harvey menyebut sulit merawat
otak yang diawetkan ini. Harvey kehilangan pekerjaan dan dikecam
rekan-rekannya. Kemudian Profesor Marion C Diamond, ahli anatomi otak dari
Universitas California, Berkeley, memiliki gagasan untuk melakukan penelitian setelah
melihat gambar otak Einstein yang diawetkan dimuat sebuah majalah ilmu
pengetahuan.
Diamond butuh waktu tiga tahun hanya untuk
membujuk Harvey menyerahkan otak Einstein untuk diteliti. Tetapi Harvey hanya
memberikan empat irisan kecil dari otak ”si genius” itu. Diamond menghabiskan
waktu enam bulan untuk meneliti otak Einstein. Dia memilah-milah bagian otak
ahli fisika ini dan menghitung sel-selnya. Otak Einstein mirip dengan otak
orang kebanyakan. Bedanya, otak Einstein lebih terlatih pada sedikit bagian-bagian
tertentu.
Di bagian sebelah kiri otak sang genius ini
ditemukan lebih banyak sel glia untuk setiap neuron (sel saraf) dibanding otak
manusia normal. Faktor ini mungkin menjadi alasan mengapa Einstein begitu
cerdas. Kendati begitu Diamond tidak dapat memastikannya. Ada dua jenis sel
dalam otak manusia. Sel neuron, berfungsi untuk berpikir dan mengatur kerja
syaraf, sel glia (neuroglia) berfungsi menyediakan ”makanan” dan bertugas
menunjang kerja sel neuron.
Dari hasil penelitian pertama yang
dipublikasikan pada 1985 disebutkan, Diamond menghitung sel neuron dan sel glia
di empat bagian otak Einstein, yakni di Area 9 pada korteks cerebri kiri dan
kanan, dan Area 39 di bagian korteks cerebri kiri dan kanan. Area 9 adalah
bagian otak yang berperan penting dalam perencanaan, atensi, dan memori. Adapun
Area 39 adalah bagian otak yang berperan besar dalam fungsi berbahasa dan tugas
kompleks lainnya.
Kemudian rasio antara neuron dan sel glia otak
Einstein dibandingkan dengan 11 orang laki-laki yang meninggal dunia pada usia
64 tahun. Hasil penelitian menunjukkan, rasio sel neuron dan sel glia otak
Einstein lebih kecil dibanding beberapa otak yang dibandingkan dengan otaknya,
terutama pada Area 39 kiri. Penjelasannya, pada area ini otak Einstein memiliki
neuron yang lebih sedikit, sehingga lebih banyak sel glia untuk setiap neuron
otaknya. Dengan jumlah sel glia per neuron yang lebih besar kebutuhan metabolis
sel-sel saraf Einstein lebih tinggi.
Hal ini yang mungkin menjelaskan mengapa
Einstein memiliki kemampuan berpikir dan keterampilan konseptual yang lebih
baik. Lalu hasil penelitian kedua yang dipublikasikan pada 1996 memperlihatkan
bahwa otak Einstein sedikit lebih ringan daripada rata-rata berat otak
laki-laki dewasa. Tapi otak Einstein memiliki kepadatan neuron yang lebih
tinggi. Kepadatan neuron ini yang diperkirakan berperan dalam fungsi berpikir
Einstein lebih baik dibanding manusia biasa.
Penelitian lain juga membandingkan karakteristik
lapisan luar otak Einstein dengan 35 otak laki-laki lain (rata-rata berusia 35
tahun). Otak Einstein memiliki celah (sulcus) yang berbeda dengan otak manusia
biasa di bagian parietal kanan dan kiri. Otak di bagian
parietal—terutama—berperan dalam fungsi luhur manusia. Bagian ini diperkirakan
memiliki peran yang penting dalam kemampuan matematika dan berpikir rasional.
Struktur otak yang sangat khusus ini dianggap memiliki kontribusi besar
terhadap kemampuan matematika dan fisika Einstein yang menakjubkan itu.
Padahal, jika menelisik masa kecil Einstein
dalam biografinya disebutkan bahwa dia harus berjuang di sekolah. Selama
sekolah Einstein selalu menolak untuk memakai kaus kaki. Hal ini sudah menjadi
rahasia umum. Kendati begitu, Einstein tetap menunjukkan kegeniusannya sejak kecil.
Saat berusia 5 tahun, dia tertarik dengan kompas kantung milik ayahnya.
Einstein terpaku dengan jarum kompas dan bertanya-tanya apa yang memberikannya
kemampuan untuk selalu berayun ke arah yang benar.
Einstein menyadari bahwa sesuatu di ruang yang
”kosong” ini beraksi terhadap jarum di kompas tersebut. Dia kemudian
menjelaskan pengalamannya dalam buku biografinya sebagai salah satu saat yang
paling menggugah dalam hidupnya. Meskipun dia membuat model dan alat mekanik
sebagai hobi, dia dianggap sebagai pelajar yang lambat.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh dyslexia,
sifat pemalu, atau karena struktur yang jarang dan tidak biasa pada otaknya
(diteliti setelah kematiannya). Ya, otak Einstein menarik perhatian dunia
karena reputasinya sebagai seorang genius.